Back To Highschool

               Lampu-lampu kota yang menghiasi pemandangan di bawah gedung tinggi ini,begitulah hidup Maria,seorang wanita mandiri yang tidak membutuhkan siapa-siapa. Ia wanita yang keras terhadap dirinya sendiri. Maria bagaikan robot yang bekerja tanpa liburan. Ia mempunyai ambisi yang tinggi untuk mengembangkan usahanya. Tidak ada hal yang tidak bisa dikerjakan oleh Maria,ia sangat bertalenta dan berjiwa pemimpin yang bijaksana. Semua orang mengagumi kehebatan Maria,namun tidak ada yang berani mendekati Maria secara emosional karena ia susah untuk dijangkau. Maria sebenarnya sangat kesepian sekali,ia mengelak untuk merasa kesepian karena ia merasa tidak membutuhkan orang lain.


             Suatu hari Maria memandangi pemandangan kota dari gedung apartement tempat tinggal mewahnya. Ia tersenyum dan memejamkan matanya sebentar di depan kaca transparant menuju pemandangan kota. Saat membuka matanya ia tiba-tiba berada di rumah yang sangat kumuh,atapnya saja hampir roboh. Ada seorang wanita yang sudah agak tua di dalam rumah itu. Maria terkejut mengapa ia bisa ada di depan rumah kumuh,terlebih wanita agak tua di dalam rumah itu menyambut dan memanggil namanya. 


"Maria? Kau kah itu anakku?" panggil wanita agak tua dari dalam rumah.


"Iya,bu..." ucap Maria dengan menahan tangis karena ibunya sudah meninggal tepatnya 7 tahun lalu. Rumah kumuh itu adalah tempat tinggal Maria sebelum ia sukses dan ke kota. Maria perlahan masuk,menemui ibunya. Ia berjalan melewati suatu cermin. Maria terkejut ternyata ia sedang memakai baju seragam SMA  dengan kunciran khasnya. 


"Bu! Aku masih SMA,ya?" tanya maria sembari memeluk ibunya. Ibu mengangguk dengan muka sedikit heran,namun beliau tidak bertanya sepatah katapun,memeluk Maria dengan erat. Maria mulai merasa janggal.  "Apakah aku bermimpi?" pertanyaan itu terus berada di pikiran Maria. Sampai keesokan paginya ia pergi berangkat ke sekolah. Rasanya damai sekali ke sekolah setelah sekian lama. Maria akan bertemu teman-teman kesayangannya dan satu manusia yang akan mengubah cara pandangnya tentang kehidupan. 


"Halooo ratu es!" ucap teman-teman,ratu es memang julukan ku di SMA karena aku suka menolak orang-orang yang menyatakan cinta padaku haha...


"Kangen deh sama kalian," ucap Maria secara tiba-tiba. Mata Maria tidak bisa menahan betapa rindunya ia dengan teman-temannya yang sangat berharga. 


"Haha cuma liburan lebaran aja,Maria lebay! Tuh ditunggu Theo di depan kelas!" ucap seorang dari teman Maria.


"Pagi,Maria!" sapa Theo dengan senyum khasnya 


                Lagi-lagi Maria tak berhenti terkejut dan matanya melebar seolah melihat hantu. Tapi itu adalah Theo,orang yang akan merubah hidupnya setelah mereka menjalin cinta. Maria bingung harus bereaksi apa. Theo adalah laki-laki bertubuh tinggi yang cerdas dan sangat baik hati,walaupun ia anaknya sederhana,namun tidak ada yang menandingi pemikiran Theo. Theo masih sangat sempurna di mata Maria,mereka berpacaran dan sayangnya hubungan mereka kandas karena Theo yang tiba-tiba menghilang setelah ia menyelesaikan skripsinya. Maria yakin ada sesuatu dengan skripsi yang dibuat oleh Theo sampai ia dilenyapkan oleh negara. Dengan itu,Maria berambisi kuat untuk membuat perusahaan yang menentang negara,untuk menuntut kasus dari Theo yang sampai sekarang belum ketemu. Secara bersamaan juga ibunya meninggal saat Theo dikabarkan hilang. Semua rasa sakit itu membuatnya menjadi manusia tanpa emosi. 


                Maria tidak merasa ia sedang ada dalam mimpi karena sudah berjalan 2 tahun sejak ia tiba-tiba kembali ke waktu yang paling indah di hidupnya. Ia memanfaatkan waktunya untuk mencegah Theo membuat skripsi yang berbahaya itu. Maria bercerita kalau dirinya berasal dari masa depan kepada Theo. Saat Theo mendengarkan penjelasan Maria,ia tidak tertawa dan menganggapnya serius. Maria menghabiskan tahun-tahunnya menikmati waktu bersama Theo,ibunya,dan temannya dengan baik,hingga di hari kematian Ibunya alias hari kelenyapan Theo juga. Maria sangat berjaga-jaga terhadap 2 orang yang paling dicintainya itu. 


"Ibu adalah manusia paling baik yang pernah aku temui,jika ibu berpulang silahkan. Tapi jangan lupa anakmu ini menanti untuk membahagiakanmu di masa depan nanti," ucap Maria membisiki Ibu yang berbaring di ICU karena penyakitnya. Ternyata takdir Ibu tidak bisa berubah dan beliau meninggal setelah Maria membisikan kata-kata itu. Sedangkan Theo.sampai sekarang belum ada kabar. Maria langsung datang ke tempat tinggal Theo untuk memastikan apa yang terjadi. 


"Theo! Syukurlah kau baik-baik saja," ucap Maria sambil memeluk Theo yang sedang asyik makan dan menonton Tv.


"Kau hari ini cantik,Maria. Tapi,matamu sembab. Apakah hari ini ibumu...?"  tanya Theo yang tidak berani melanjutkan perkataannya dan melihat kalender yang dilingkarinya. Theo dengan cepat paham apa yang terjadi dan memeluk Maria dengan erat. 


"Tidak apa-apa menangislah. Terima kasih telah menyelamatkanku," ujar Theo yang suaranya makin memudar dan semuanya berwarna putih. Maria terjebak di ruangan berwarna putih,lalu tiba-tiba matanya terbuka di apartement lamanya. Ia menangis kencang setelah sekian lama karena itu mimpi baginya. Namun,tiba-tiba Theo datang dan bertanya "Ada apa?" 


                Maria lebih menangis tersedu-sedu karena ia setidaknya dapat mengubah satu takdir,yaitu takdir Theo. Mereka pasangan yang bahagia. Tidak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan Maria saat ia bersama dengan Theo,semuanya terasa aman dan nyaman. 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Patriarki Di Era Modern

Juara 2

Tentang Mengikhlaskan.