Juara 2

Bagaimana rasanya jadi juara 2? Hmmm... yang pasti bersyukur karena setidaknya masih mendapat juara. Tapi mengapa rasanya berbeda? Rasanya masih sangat kurang. Euphoria juara 2 memang berbeda dengan juara 1 yang lebih disorot oleh semua orang,sedangkan juara 2? Ia seringkali tertutup bayangan juara 1.


Juara 2 yang diceritakan disini bukan berarti orang yang merasa gagal pada dirinya. Tapi terkadang,ia seseorang yang tidak mau menyerah dan berusaha sangat keras,nyatanya takdir saja yang menentukan keberhasilannya. Menjadi juara 2 itu tidak seenak kelihatannya. Mungkin kalimat sebelum ini membuat orang akan ketus dan berkata "yang penting menang ya bersyukur dong.". Betul,harus bersyukur. Tidak semua orang memiliki prinsip dan pemikiran yang sama. Seseorang bisa merasa cukup dan tidak cukup,semuanya tergantung situasi. 


Dari beberapa pandangan orang yang pernah juara 2. Saya mengambil kesimpulan bahwa tidak ada juara 2 yang sepuas saya pikirkan. "Saya bahkan tidak pernah menjadi juara di berbagai bidang,tapi mengapa mereka belum merasa puas?" Pertanyaan yang ada pertama kali di kepala saya. Namun,semakin menjelaskan situasinya masing-masing,saya mulai memiliki pandangan baru tentang bagaimana rasanya jadi juara 2,walaupun juara 1 saya tidak pernah. 


Awalnya saya sedikit sakit hati mendengar pandangan mereka yang masih merasa belum puas. Saya bahkan tidak pernah menjadi juara dan orang dalam sorotan. Saya juga berusaha keras seperti seseorang yang unggul dan biasa menjadi juara,bukankah saya yang lebih wajar merasa kurang? Tapi,saya sadar semua orang memiliki targetnya sendiri-sendiri. Ia akan kecewa jika tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan targetnya. Semakin tinggi kualitas orang semakin tinggi pula target yang ingin dituju. Tidak semuanya harus sesuai pandangan saya. Semuanya berbeda-beda,walaupun terdengar menyakitkan untuk orang yang lebih rendah daripada dirinya. Tapi,mungkin memang berbakat di bidang tersebut. Jadi,ikhlas dan menerima diri,serta mensyukuri apa yang sudah dimiliki.


Inti dari pembahasan kali ini adalah menerima perbedaan pandangan dan juara 2 tidak selalu seindah itu,semuanya balik lagi pada situasi masing-masing. Mungkin ada yang dituntut untuk juara 1 namun tidak bisa. Dari situ seseorang bisa sangat frustasi pada dirinya. Tetap hargai sesama,apapun kelas dan kualitasnya.

Komentar

  1. Iya ya, kl juara 1 br ngerasa waw dan dikomentari wah. Tp kl juara 2 biasa sj pdhl byk jg yg tdk msuk dlm juara 123, smntara yg sdh brusaha mncapai prstsi wlw hy bts d posisi kedua hrsnya ttp dhrgai krna dia mndptknnya meraihnya dg krja keras jg. Sebagian kt mmg kurng dlm mnghrgai usaha org. Pngingat diri jg ini. Tulisannya bgs dan mnginspirasi

    BalasHapus
  2. Geregetan banget emang kalo diposisi kedua. Ihhh nyariisss.. pasti begitu. Manusia emang ga ada puasnya tapi dengan begitu kita akan selalu mengejar apa yang sudah menjadi point penting hidup kita. Semangat berkarya terus dek Goldie

    BalasHapus
  3. Aku seneng banget ketemu tulisan tentang prestasi kayak gini. Jadi, flashback ke masa dimana lagi gila²nya ngejar prestasi wkwk. Dpt juara 2 adlh hal yg kusyukuri pd saat itu. Semangat ya kak. Tetap pertahankan prestasinya atau klo bisa tingkatkan lagi. Yang penting jangan jatuh, krn klo jatuh rasanya sakit.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Posisi nomer dua tuh bagiku kadang jadi seperti bayangan, ngga prestasi saja sih. Terlahir sebagai anak kedua juga begitu. Hehehe... Tapi yang penting jika kita syukuri akan beda rasanya....

    BalasHapus
  6. Betul kata Kak Goldi, semuanya itu tergantung dari sudut pandang orang. Mungkin bagi sebagian orang juara dua hanya seperti bayangan. Namun bagi sebagian orang lain, juara dua itu sangat memuaskan karena mereka menghargai sebuah proses dibanding hasil. Sayangnya, di zaman sekarang tipikal orang-orang yang menghargai proses itu semakin tenggelam. Semoga kak Goldi termasuk orang kedua itu, ya, karena proses tidak akan mengkhianati hasil. Semangat ;)

    BalasHapus
  7. Iya kak, di Indonesia idol dan Master chef yang sukses dan terkenal kan bukan yang juara satu ☺️

    BalasHapus
  8. klo menurut pandanganku sebagai seorang guru, juara 1dan 2 itu sama saja karena sekarang ini bukan hanya pengetahuan saja yang paling penting adalah sikap dan perilakunya terhadap orang lain, terlebih banyak memberi manfaat, jadi tetap semangat ya...

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Walaupun hanya bayangan setidaknya kita sudah berusaha keras dan ada proses yang panjang untuk mencapainya. Apapun hasilnya pasti itu yang terbaik. Semangat untuk terus berproses kak.

    BalasHapus
  11. iya sih, kebanyakan seperti itu, sama seperti posisi tanggung jawab menjadi wakil
    juara 2 tertutup juara 1, wakil tertutup ketua
    tapi setidaknya semua dilakukan dengan ikhlas, siap berproses

    BalasHapus
  12. kalau saya tidak pernah mempersoalkan juara atau harus juara berapa. yang penting sudah berusaha semaksimal mungkin. Apapun hasilnya itulah hasil terbaik. Melalui proses dalam berjuang itu yang paling penting. Ini pendapat saya tentang sebuah juara. Apapun hasilnya tetap juara untuk diri saya Semangat ka goldie...you are is the best

    BalasHapus
  13. Kalau saya tidak perlu juara, yang penting lulus😂, jangan ikutin yaa

    BalasHapus
  14. juara 1, juara 2 dan seterusnya adalah sederetan angka, dan deretan angka selalu tak berujung

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Patriarki Di Era Modern

Tentang Mengikhlaskan.