Sebingkai Kenangan
Sebingkai Kenangan
Di sore hari yang cerah,cahaya oranye matahari masuk melalui sela-sela jendela. Nenek suka duduk di kursi itu saat sore hari. Tempat itu merupakan tempat favoritnya, beliau dapat duduk berjam-jam disitu, Nenek bukanlah orang yang terang-terangan menunjukan kasih sayangnya,namun masih bisa kurasakan kehangatannya. Menjelang malam nenek selalu pindah ke dalam kamar untuk tidur,namun kali ini beliau tidak ada di kamar tidur dan kursi favoritnya.
''Nek....?" panggilku dengan lembut namun tidak ada jawaban yang terdengar.
Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam,kami sekeluarga sudah mencari nenek di dalam dan di luar rumah namun nenek belum ketemu. Aku mulai khawatir ada sesuatu yang terjadi pada nenek,yang jelas aku berharap itu bukanlah suatu hal yang buruk. Hingga akhirnya aku membuka pintu gudang di belakang rumah. Betapa terkejutnya aku terdapat 13 anak remaja laki-laki dan perempuan seusia ku yang tidak kukenali sama sekali di dalam gudang.
"Sedang apa kalian disini?" tanyaku.
"Put,dia siapa? saudaramu?" tanya salah seorang remaja laki-laki.
"Sudahlah biarkan dia masuk kesini, tunggu sebentar. Siapa namamu?" sahut remaja perempuan yang berpenampilan seperti bintang rock and roll dengan lipstick hitam mempesonanya.
"Kalian yang siapa? ini kan gudang di rumah nenekku. Sebaiknya izin dulu sebelum memakainya," kataku dengan tegas.
Mereka semua menertawaiku,aku sedikit kesal karena itu. Aku berpikir untuk kembali dan melaporkan apa yang kutemukan di sini,namun seorang dari mereka yang memiliki postur tubuh yang bagus dan tinggi semampai menghampiriku.
"Hey,kau tahu? ini itu rumah mama nya Puput tahu! ga usah ngaku-ngaku deh,dek" ucap seorang berbadan tinggi itu dan semuanya kembali menertawakanku, aku merasa kesal dan bergegas kembali ke rumah dan akan melaporkan anak-anak nakal itu pada ayah,namun mengapa pintu dan jendela rumah ini berubah ya? ah, mungkin hanya perasaanku saja.
Tapi mengapa pintu ini susah dibuka dan ayah tidak menyahut panggilanku? Aku mencoba membuka pintu dengan perlahan,bunyi pintu tersebut terdengar nyaring seperti pintu lama. Aku sangat terkejut hingga melongo sebentar saat melihat semua perabotan rumah nenek jadi sangat berbeda. Lalu aku melihat kalender di ujung ruangan dekat dengan jendela,kalender itu menuliskan tahun 1972. Apa aku berada di dunia lain? Aku bergegas kembali ke gudang di belakang rumah dan bertanya kepada anak-anak nakal itu.
"Halo semuanya! maaf mengganggu sebentar tapi apa kalian tahu sekarang tahun berapa?"
"Halo kembali orang asing yang pendiam, Apa kau amnesia atau pelupa? sekarang tahun1972. Memangnya ada apa?" jawab orang yang disebut Put
"APA? KAU MENGERJAIKU ATAU BAGAIMANA??" kataku dengan histeris.
"Tidak,anak manis,aku tidak mengerjaimu... Ada yang bisa kami bantu? jika kau pencuri atau apa kami tidak peduli. Namaku Puput lestari,panggil saja Put. Oke?"
Tidak mungkin,pasti mereka sedang mengerjaiku. Tapi aku seperti tidak asing dengan wajah-wajah mereka setelah ku perhatikan satu-satu. Sepertinya aku benar-benar kembali ke jaman nenek waktu masih muda. Setelah itu aku menjelaskan pada teman-teman nenek tentang asal-usulku yang sesungguhnya, seperti yang sudah kuprediksi mereka pasti tertawa saat mendengarnya.
"Ada kemungkinan juga. Mata,hidung dan bentuk mukamu mirip dengannya,sejauh ini aku percaya," kata seorang dari mereka yang berambut pendek dan berkacamata,mereka heran karena ia langsung mempercayaiku,sepertinya dia yang paling pintar disini.
"Mungkin kau terjebak di dalam mimpi? Atau ini memang nyata?" kata salah seorang lagi yang memakai kawat gigi.
Tepat sekali,aku mungkin saja sedang bermimpi. Aku meminta seorang dari mereka untuk mencubitku namun itu tidak mempan padaku. Aku tidak tahu harus berbuat apa selain menunggu dan mengobrol bersama mereka. Mereka sangat asyik sekali,gudang itu bagaikan basecamp untuk para remaja ini. Tak terasa waktu pun berjalan begitu cepat hingga tengah malam pun tiba,beberapa orang dari mereka tertidur. Puput menghampiriku dengan mata yang sudah mengantuk.
"Terima kasih,Christine. Aku akan mengingatmu sampai aku tua" lalu Puput teridur hingga mengorok. Tinggal aku seorang yang belum tertidur,tapi kali ini mataku terasa sangat berat sekali. Hingga aku tertidur juga. Aku terbangun di sebuah gudang tanpa Puput dan kawan-kawan,aku bergegas keluar gudang dan mencari Puput. Rupanya aku sudah kembali ke tahun asalku,aku yakin karena terdapat mobil putih Ayah di depan rumah.
Ayah dan Ibu langsung menghampiriku dan bertanya darimana saja aku,tapi aku tidak akan memberitahunya. Nenek juga menghilang hingga tengah malam dan ditemukan di gudang. Tidak satupun antara nenek dan aku berkata yang sejujurnya yang jelas itu bukan sekedar mimpi. Aku duduk menemani nenek di sore hari di kursi favoritnya. Di tengah tembok dekat jendela terdapat foto usang yang jelek terpajang. Aku berniat membersihkan foto itu,namun ternyata setelah kubersihkan,terdapat foto nenek dan ke dua belas temannya berpesta di dalam gudang.
"Aku mengingatmu,Christine. Tadi malam seru ya?" kata nenek dengan senyum.
"Seru sekali,Nek" jawabku.
Komentar
Posting Komentar