Lelah
Sepertinya saya terlalu lelah untuk usia saya. Ya, fisik saya senang-senang saja kalau bisa melakukan banyak kegiatan. Namun, mental saya tidak. Saya cenderung sering frustasi dan pesimis terhadap apa yang saya lakukan. Karena balik ke kejadian sebelumnya, usaha saya sia-sia pada akhirnya. Maka dari itu saya benci premis "usaha tidak menghianati hasil". Setiap mendengar premis itu rasanya ingin memberontak saja.
Saya lelah sekali, orang-orang di sekitar saya memiliki persepsi yang buruk tentang saya, padahal itu bukan salah saya sama sekali. Hanya perkara cinta anak baru gede yang bodoh. Saya juga tidak tahu jika pasangan teman saya menyukai saya. Itu bahkan bukan salah saya?? Saya sangat tidak tertarik pada kehidupan romansa. Saya saja benci semua laki-laki karena banyak hal yang tidak mengenakan yang saya alami dari mereka, terutama ego mereka. Namun, orang-orang pasti sudah menganggap saya sebagai sisi yang buruk daripada teman saya.
Pandangan mata orang-orang terhadap saya membuat saya muak sekali, sesekali saya ingin mencolok mata mereka dan berkata "aku ga salah!" Tapi apa gunanya membela diri di depan orang-orang bodoh? Hanya menghabiskan waktu saja. Lebih baik diam dan berusaha mempertahankan harga diri saja. Walaupun pasti hancur diinjak-injak dan itu sakit sekali karena bukan sama sekali salah saya.
Saya lelah sekali, kondisi ekonomi keluarga tidak kunjung membaik juga. Setiap hari yang saya dengar adalah kekurangan uang. Saya muak. Bangun pagi disambut dengan percekcokan masalah keuangan. Saya harap di masa depan saya kaya raya dan bahagia. Karena di dunia ini yang dibutuhkan hanya lah uang. Saya tidak bisa hidup tanpa uang. Mungkin Tuhan sengaja melatih saya dengan ini. Tapi tidak apa-apa, saya ikhlas menerima takdir yang diberikan. Namun, saya tidak ingin hidup seperti ini. Saya ingin merubah takdir.
Saya lelah sekali, sudah mengetahui kondisi ekonomi saya yang sedang susah, tapi saya tidak pintar juga. Saya ingin pintar, sangat ingin pintar. Karena saya tidak kaya, saya tidak boleh kalah kepintarannya. Saya juga ingin sukses dan menggapai impian saya. Saya harus berusaha ekstra untuk mencapai itu. Tapi terkadang saya juga ingin mati gara-gara mimpi saya yang sepertinya terlalu besar dan tidak mungkin dicapai itu. Tapi saya yakin suatu saat saya akan sukses.
Saya lelah sekali, kehidupan sosial saya lumayan menyenangkan. Tapi saya kesulitan untuk beradaptasi di lingkungan sosial yang baru. Saya merasa bodoh sekali tidak bisa bersosialisasi. "Masa begini saja saya tidak bisa? Apalagi sukses?" Hal yang selalu saya katakan di pikiran saya jika merasa kesulitan bersosialisasi. Saya memang keras terhadap diri saya supaya suatu saat saya bisa bangga terhadap diri saya.
Namun, banyak resiko keras terhadap diri sendiri, yaitu gampang frustasi jika ada sesuatu yang bisa mengubah rencana awal saya. Saya saking seringnya frustasi sampai tidak berharap apa-apa pada apapun dan siapapun kecuali Tuhan. Toh manusia disini hanya menghargai jika saya berhasil dan akan membuang saya jika saya gagal. Maka dari itu saya tidak ingin gagal.
Saya lelah sekali, banyak orang berekspetasi terlalu tinggi pada saya. Saya bahkan tidak bisa mencapainya. Gambaran mereka tentang saya terlalu bagus. Saya tidak sebagus itu. Tolong turunkan standart kalian padaku. Saya sejujurnya tidak peduli jika mereka kecewa saat mengetahui kenyataannya, namun saya ingin pengakuan juga. Serba salah, ya?
Komentar
Posting Komentar