Tingkat Stress Pada Pelajar

Di era modern ini manusia semakin lama semakin pintar dan cerdas. Semakin pula mereka bekerja makin keras. Sepertinya tidak ada lelahnya. Akhirnya orang-orang mulai kehilangan kebahagiaannya. Tak sedikit pula yang mengakhiri hidupnya karena tuntutan hidup yang begitu besar.

Menurut saya perkembangan zaman ini cukup membuat saya pusing. Walaupun saya baru hidup satu dekade lebih, tapi sudah bisa saya rasakan begitu besar rasa stress yang akan terjadi pada hidup saya kedepannya. Saya tidak tenang melihat banyaknya indikator yang harus saya penuhi.

Saat ini sekolah saya menerapkan sistem kurikulum merdeka. Entah mengapa saya punya firasat buruk tentang ini karena kenyataannya tidak sesuai dengan namanya. Saya tidak bisa membayangkan hidup saya kedepannya bagaimana karena saya begini saja sudah merasa sedikit stress. Saya takut kedepannya saya tidak bisa survive di dunia ini.

Tingkat stress pelajar zaman sekarang dan zaman dulu itu berbeda. Mama saya pernah bercerita bahwa dulu sebelum ujian mereka hanya membawa alat tulis saja tidak membawa buku sama sekali, berbeda sekali dengan anak zaman sekarang yang belajar membawa buku kemana-mana sampai bel sekolah berbunyi menandakan ujian akan segera dimulai dan semua berlomba mengejar nilai. 

Saya kurang setuju kalau sekolah itu hanya tempat untuk belajar saja, sekolah juga tempat untuk bersaing otak. Saya jujur kurang suka persaingan karena saya tidak pernah menjadi yang terbaik, namun tuntutan untuk meraih prestasi di bidang pendidikan tebilang tinggi pada saya. Setiap pulang sekolah saya pergi les, jika tidak les saya tidak tahu apakah saya bisa menguasai pelajaran di sekolah. 

Yang dilakukan hanya belajar dan belajar. Sejujurnya saya bersyukur karena tuntutan hidup saya saat ini hanya belajar giat dan fisika musuh saya. Saya tidak enak untuk mengeluh pada orang yang lebih tua yang pasti beban hidupnya lebih berat. Tapi semoga mereka tahu kalau kami yang dipandang hanya anak-anak ini juga bisa stress.

Selain masalah belajar dan sekolah, ada juga masalah lainnya yang walaupun tidak lebih berat daripada masalah yang dialami orang yang lebih tua daripada saya. 

Saat liburan saya baru benar-benar merasakan ketenangan yang sebenarnya. Selama ini otak saya selalu penuh dan berisik. Saya selalu khawatir apakah sudah mengerjakan semua tugas sekolah atau belum. Saya takut ketinggalan pelajaran. Saya takut ditanyai guru matematika tapi tidak bisa menjawab. Saya selalu khawatir dengan sekolah dan masa depan.

Sekali mendapatkan nilai jelek saja saya sudah berpikir jika nilai itu sangat berpengaruh untuk masa depan saya. Betul, memang berpengaruh untuk masuk kuliah. Tapi saya berpikir masa depan saya akan ikut jelek kalau saya mendapat nilai jelek sehingga saya keras terhadap diri sendiri dan mengalami burn out dan tidak bahagia.

Sekolah sangat melelahkan tapi terkadang seru juga karena bisa bermain dengan teman-teman. Saya bersyukur masih bisa sekolah. Hanya saja terkadang sekolah terlalu berlebihan untuk saya anak yang biasa-biasa saja dan cepat untuk mengalami stress.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Patriarki Di Era Modern

Juara 2

Tentang Mengikhlaskan.