Ulasan Mengenai Menulis Bisa Menjadi Terapi Psikologis
Hai~ kali ini saya ingin mengulas artikel menarik mengenai kesehatan mental. Artikel yang saya ulas ini bisa dilihat di redaksi ngodop.com yang ditulis oleh Nirma Magfirandha.
Artikel ini sangat menarik untuk saya yang akhir-akhir ini penasaran apa dan bagaimana kesehatan mental yang seharusnya semua orang miliki. Tak jarang banyak orang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya alias bunuh diri karena tekanan lingkungan, stress, depresi, dan gangguan mental lainnya. Tentunya sangat disayangkan jika orang-orang tersebut meninggal karena tidak mendapatkan pertolongan yang layak dari semua masalahnya, khususnya jika orang tersebut adalah orang yang kita sayangi.
Selama saya membaca suatu karya novel atau komik, kebanyakan semua penulis atau kreatornya dikabarkan sedang depresi saat menulis atau menggambar cerita itu. Saya mulai berpikir bahwa gangguan mental bukanlah suatu halangan untuk seseorang membuat karya yang bagus. Walaupun di dalamnya tetap ada unsur depresif, tapi karya mereka luar biasa. Mereka menjadikan cerita sedih dari hidupnya sebagai sebuah masterpiece.
Saat saya menemukan artikel ini, saya entah mengapa sangat tertarik untuk langsung membacanya dari judulnya saja karena ada terapi untuk psikologis yang membuat penulis bisa menghasilkan karya sekaligus menyembuhkan diri secara perlahan.
Menurut https://www.ngodop.com/2022/03/menulis-bisa-jadi-terapi-psikologis.html?m=1 atau artikel yang di tulis oleh Nirma Magfirandha . Ada 4 metode yang bisa digunakan untuk menjalani terapi menulis yaitu rekognisi, katarsis, refleksi diri, dan umpan balik. Jika kalian ingin membaca langsung penjelasannya bisa klik link di atas yang sudah tertera.
4 metode ini membuat seorang penulis bisa terfokus pada suatu hal, misalnya plot cerita. Dengan membangun ide, penulis bisa sedikit melupakan masalahnya dan hanya fokus memikirkan cerita apa yang akan dibuatnya. Hal ini disebut rekognisi, tahap ini dikatakan berhasil jika penulis bisa fokus dan menikmati apa yang sedang di lakukannya
Yang kedua kita masuk lebih dalam, yaitu kartasis. Di dalam metode ini, penulis biasanya mencurahkan apa masalah yang pernah atau sedang dialami. Bahkan ada yang menyertakan pengalaman paling kelam dalam hidupnya. Metode kartasis ini bisa disebut sebagai coping mechanism atau pelarian dari semua yang pernah di alami.
Metode ketiga adalah refleksi diri. Refleksi diri ini saat penulis akhirnya sadar dan menerima fakta bahwa ia berhasil melampaui, menyelesaikan, dan melewati masa lalu dan masalah-masalah yang di hadapinya. Penulis akan belajar dari kesalahannya mengenai ini, mereka juga akan merasa lega setelah menulis apa yang sudah dirasakannya.
Metode yang terakhir adalah umpan balik. Terapi ini dikatakan berhasil jika penulis sudah berhasil melewati metode umpan balik karena penulis sudah mengerti sebab dan akibat apa yang terjadi di masa lalu. Dengan mengetahui dan menerima fakta yang sudah berlalu. Penulis bisa lebih bijak untuk melangkah kedepannya. Membuat pribadinya lebih baik karena mereka cenderung sudha menemukan solusinya dan menerima pengalaman buruk yang sudah pernah terjadi.
Artikel ini sangat menginspirasi saya untuk menyukai dan mempelajari psikologis manusia yang berbeda-beda dan unik. Saya jadi tahu juga ternyata banyak sekali kegunaan dari menulis selain sebagai tempat pencurahan emosi. Selama saya join ODOP saya juga merasakannya. Saya lama-lama sembuh dari luka yang pernah saya alami di masa lalu. Banyak hal yang saya curahkan di dalam artikel-artikel saya. Saya akan sangat rindu begini jika sudah lulus ODOP. Walaupun saya terkadang kurang konsisten dalam menulis karena kesibukan. Tapi dengan menulis, saya merasa seperti bebas berekspresi dan berpendapat alias tempat bebas saya.
Artikel yang saya ulas ini sangat menarik. Semoga kedepannya orang-orang bisa lebih paham lagi tentang kesehatan mental agar cepat mendapatkan pertolongan dan tidak terlambat.
Komentar
Posting Komentar